Ketua DPRD Kota Pematangsiantar Timbul Marganda Lingga SH hadiri peringatan Hari Toleransi Internasional 2025 yang diinisiasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan sekaligus penandatangan deklarasi kerukunan, di Hall Room Siantar Hotel, Senin (8/12/2025). 

Meskipun dalam peringatan Hari Toleransi Internasional yang jatuh pada 16 November lalu, namun FKUB tetap menginisiasi pertemuan rutin tersebut terhadap perwakilan-perwakilan tokoh agama se Kota Pematangsiantar agar terus mempererat tali silaturahmi demi menjaga kerukunan yang sudah terbangun sejak dulu. 

Kegiatan ini mengusung tema 'Semoga Tetap Rukun dan Damai untuk Membangun Kota Pematangsiantar Cerdas, Sehat, Kreatif, dan Selaras.'

Mengutip yang disampaikan Ketua FKUB Kota Pematangsiantar H M Ali Lubis, ia mengatakan dalam menjaga kerukunan bukan hanya sekadar kata, melainkan harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. 

"Ada tiga kategori toleransi yang perlu kita ketahui bersama. Pertama, toleransi umat beragama. Dalam hal ini kita jadikan perbedaan ini membawa kerukunan untuk membangun bangsa dan bernegara. Kedua, toleransi berpolitik. Ini juga penting sekali agar jangan sesekali melakukan perbuatan untuk merendahkan orang lain. Ketiga, toleransi berbudaya yaitu tidak merendahkan budaya orang lain," ucapnya. 

Selanjutnya, Ketua DPRD Kota Pematangsiantar Timbul Marganda Lingga SH, dalam sambutannya mengatakan di tengah dunia yang semakin multi kultural dan multi religius, toleransi menjadi kunci untuk mencapai konsistensi damai. 

"Toleransi bukan berarti mengorbankan keyakinan, melainkan sikap aktif yang didasari oleh pengakuan akan HAM dan kebebasan mendasar orang lain," kata Timbul. 

Melalui peringatan Hari Toleransi Internasional 2025 tersebut, Timbul mengajak semua pihak untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya intoleransi, ekstremisme, dan xenopobia yang masih mengancam di berbagai belahan dunia. 

Kemudian, mempromosikan dialog antar-budaya dan antar-agama untuk menumbuhkan empati serta saling pengertian. Terakhir, mengambil kebijakan nyata dalam kehidupan sehari-hari seperti tidak memaksakan pendapat pribadi, menghargai perayaan hari besar umat lain, dan saling membantu tanpa memandang latar belakang perbedaan. 

Wali Kota Pematangsiantar Wesly Silalahi SH MKn yang diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan Zainal Siahaan SE MM mengatakan bahwa Kota Pematangsiantar dikenal sebagai salah satu kota toleran di Indonesia. Menurutnya, hal itu bukan hanya sekadar prestasi, tetapi buah dari kerja keras semua pihak antara lain pemerintah, tokoh agama, tokoh adat, anak-anak muda, dan seluruh masyarakat. 

Ia pun menyampaikan pesan penting pada peringatan Hari Toleransi Internasional 2025 untuk merayakan perbedaan sebagai anugerah Tuhan. 

"Pertama, toleransi bukan berarti menghapus perbedaan, tetapi merayakan perbedaan sebagai anugerah Tuhan. Kedua, toleransi tidak berhenti pada sikap saling menghormati, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata, saling membantu, bekerja sama, dan menciptakan ruang aman bagi siapa pun. Ketiga, generasi muda harus menjadi garda terdepan dalam menjaga toleransi. Di tangan merekalah masa depan kerukunan kita dipertaruhkan," ucapnya. 

Pada kesempatan tersebut juga, para perwakilan tokoh agama, tokoh budaya, anak muda, dan lainnya bersama-sama menandatangani Deklarasi Kerukunan di Kota Pematangsiantar. 

Turut hadir Dandim 0207/Simalungun yang diwakili Kasdim Mayor Inf Pramoto, Kapolres Kota Pematangsiantar diwakili Kabaglog AKP Juni Hendrianto SH MH, Kakan Kemenag Siantar dr H Al Ahyu dan tokoh umat lainnya seperti Ketua Walubi Pematangsiantar, Pandita dari unsur Buddha, dan Hindu.